Beragam *standar dan parameter ‘istimewa’* dalam kehidupan kita, namun yang pasti *standar dan parameter yang disampaikan wahyu (Al-Qur’an dan hadits) tidak akan pernah salah.*
Allah SWT berfirman:
-“Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: "Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?" Mereka menjawab: "(Allah telah menurunkan) kebaikan". Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa”.- (QS. An-Nahl [16]: 30).
Dua kata yang selalu tersematkan untuk Al-Qur’an sebagai sifatnya juga pengaruh bagi yang akrab dengannya yaitu:
1. Khairan (kebaikan atau kondisi lebih baik)
2. Mubarak atau barokah (mendapat keberkahan)
Siapa saja yang akrab dengan Al-Qur’an akan menjadi istimewa dan mendapat keberkahan.
1. Karena membawakan wahyu Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw, Jibril menjadi Malaikat yang selalu diistimewakan diantara Malaikat lainnya.
_"Pada malam itu turun Malaikat-Malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan”._ (QS. Al-Qadar [97]: 4).
2. Rasulullah Nabi istimewa diantara Nabi lainnya. Al-Qur’an diturunkan kepada hati Muhammad saw.
_"Dan sesungguhnya Al-Qur’an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-ruh Al-amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan”._ (QS. Asyu’aro: 193-194).
3. Umat Muhammad menjadi unggul dari Umat lain, karena mendapat Al-Qur’an. Sebaliknya, akan direndahkan jika meninggalkan Al-Qur’an.
_"Sesungguhnya Al-Qur’an itu kemuliaan bagimu dan umatmu. Dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban"._ (QS. Az-Zukhruf: 44).
4. Keistimewaan Bulan Ramadhan, sebab diturunkan di dalamnya Al-Qur’an.
_”Bulan Ramadhan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia..”_ (QS. Al-Baqarah: 195).
5. Lailatul qadar menjadi paling mulia, karena padanya Al-Qur’an diturunkan.
_"Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi"._ (QS. Ad-Dukhon: 3). Menurut para ahli tafsir, maksudnya adalah malam lailatul qadar.
6. Rumah kita menjadi istimewa jika banyak dibacakan Al-Qur’an di dalamnya. Sebaliknya rumah yang sedikit sekali dibacakan Al-Qur’an di dalamnya bagaikan kuburan. Rasulullah bersabda:
_"Perumpamaan rumah yang selalu dijadikan tempat berdzikir dan rumah yang tidak digunakan untuk berdzikir bagaikan orang yang hidup dan orang yang mati"._ (HR. Muslim). Membaca Al-Qur’an merupakan diantara dzikir yang utama.
_"Jangan jadikan rumah kalian kuburan. Sesungguhnya setan akan lari dari rumah yang di dalamnya dibacakan surat Al-Baqarah_”. (HR. Muslim)
7. Individu manusia
_"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya”._ (HR. Bukhari).
Beragam standar dan parameter ‘istimewa’ dalam kehidupan kita, namun yang pasti standar dan parameter yang disampaikan wahyu (Al-Qur’an dan hadits) tidak akan pernah salah.
Yuk, manfaatkan peluang menjadi istimewa bersama Al-Qur’an.
Penulis :
Ahmad Yani, Lc. MA
(Direktur Rumah Tahfizh Qur'an Khairukum)