Karena tawadhu lawan dari takabbur (sombong) yang dapat menghantarkan ke Neraka. Takabbur adalah sifat Iblis seperti digambarkan dalam ayat:
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.” (QS Al-Baqarah [2]: 34)
Iblis menolak kebenaran dan meremehkan manusia (Adam). Itu dua ciri takabbur. Kebalikannya adalah ciri tawadhu, yaitu:
Menerima kebenaran dari siapapun, selama yang disampaikan adalah kebenaran.
Menghargai orang lain, apapun kondisinya. Baik miskin ataupun kaya, atasan ataupun bawahan.
Rasulullah saw bersabda: “Sungguh Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan hati (tawadhu’), sehingga seseorang tidak menyombongkan diri atas yang lain dan tidak berlaku zhalim kepada yang lain.” (HR. Muslim).
Apa makna tawadhu?
Yaitu: tunduk kepada yang haq (kebenaran), menerima kebenaran dari siapapun ia datang, meski dari anak kecil dan orang paling bodoh sekalipun. (Fudhail bin ‘Iyadh, madarijus salikin, 2/329).
Tawadhu’ juga berarti: merendahkan hati dan berlaku santun (Imam Junaid, madarijus salikin, 2/329).
Hiasi diri dengan tawadhu, maka kita akan berlepas dari bahaya takabbur.
Yaa Rabb...
Penulis :
Ustadz. H. Ahmad Yani, Lc. MA (Pengasuh Rumah Tahfizh Qur’an Khairukum)