-
14 Desember 2020 1:26 pm

Pencari Ilmu dan yang Membiayainya, Sama-Sama Meraih Kemuliaan Besar

Pencari Ilmu dan yang Membiayainya, Sama-Sama Meraih Kemuliaan Besar
Ada kisah menarik di masa Rasulullah ﷺ. Dikisahkan bahwa ada dua orang bersaudara. Yang satu fokus mencari ilmu. Yang satu lagi fokus untuk bekerja.

Suatu hari, salah seorang dari mereka datang menemui Rasulullah ﷺ untuk mengadu. Dia merasa keberatan. Pasalnya, dia menghabiskan waktunya untuk sibuk bekerja mencari rezeki hingga tak sempat mencari ilmu.

Sebaliknya, saudaranya hanya fokus untuk belajar; mendengar hadis dan menimba ilmu-ilmu syar’i dari Rasulullah. Padahal semua biaya kebutuhannya harus dia tanggung semuanya.

Mendengar pengaduan itu Rasulullah berkata,

لَعَلَّكَ تُرْزَقُ بِهِ

“Bisa jadi, kamu diberi rezeki oleh Allah justru karena saudaramu itu.” (Sunan at-Tirmidzi; 4/574, disahihkan Syekh al-Bani).

Pada waktu itu, Rasulullah tidak mengatakan, “Saudaramu itu lebih baik daripada kamu.” Namun, Rasulullah justru mengatakan kebaikan yang ada padanya (lancarnya rezeki) itu datang karena dia menolong saudaranya yang belajar bersama Rasulullah itu.

Dalam kata lain, tak perlu merasa menyesal atau dirugikan, baik yang membiayai dan yang dibiayai semuanya punya peran masing-masing.

Syekh Ali bin Muhammad al-Qari dalam Mirqat al-Mafatih Syarh Misykat al-Mashabih menjelaskan maksud kalimat لَعَلَّكَ تُرْزَقُ dengan shighat majhul (pasif) maknanya,

“Aku berharap (takut), jangan-jangan kamu diberi rezeki karena keberkahan saudaramu itu, bukan murni hasil keringatmu, maka jangan kamu ungkit-ungkit hal itu.” (Juz 8, Hal. 3328).

Dalam hadis lain, Rasulullah juga mengatakan bahwa kaum duafa (salah satunya adalah mereka yang totalitas mencari ilmu, bisa masuk dalam kategori ini) adalah salah satu sebab pertolongan Allah dan datangnya rezeki:

عَنْ مُصْعَبِ بْنِ سَعْدٍ، قَالَ: رَأَى سَعْدٌ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ لَهُ فَضْلًا عَلَى مَنْ دُونَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: هَلْ تُنْصَرُونَ وَتُرْزَقُونَ إِلَّا بِضُعَفَ ائِكُمْ؟

Dari Mush’ab bin Sa’ad, beliau berkata bahwa Sa’ad radhiyallahu ‘anhu memandang dirinya memiliki keutamaan di atas yang lainnya (dari para Sahabat). Maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Bukankah kalian ditolong (dimenangkan) dan diberi rezeki melainkan dengan sebab orang-orang yang lemah di antara kalian?” (HR Bukhari, 4/36).

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Baari menjelaskan bahwa ditolong dengan sebab doa-doa, salat-salat, dan keikhlasan mereka. Sebabnya kaum duafa adalah orang yang paling mudah untuk ikhlas, paling khusyuk dalam beribadah dan hati mereka bersih dari keterkaitan dengan urusan dunia (6/89).

Begitu juga dengan para pencari ilmu, khususnya ilmu syar’i, doa-doa, salat dan keikhlasan mereka adalah syarat mutlak untuk memperoleh ilmu.

Para pencari ilmu itu hari-harinya dipenuhi kesibukan mengkaji dan menghafal Al-Qur’an dan Hadis Nabi ﷺ, membaca kitab-kitab ulama, meneliti, menulis, serta menganalisis berbagai hal, termasuk berpikir keras bagaimana caranya meng-counter berbagai syubhat yang merebak dan menjamur di tengah-tengah masyarakat.

Itu semua bukan urusan sederhana, perlu keikhlasan dan tekad kuat untuk menjalaninya, juga harus merelakan manakala dirinya kehilangan bagian dunia.

Begitu beratnya tugas para pencari ilmu, maka wajar kalau orang yang menjadi Kaafil (orang yang menanggung) biaya hidupnya selama mencari ilmu akan mendapat cipratan keberkahan di dunia.

Salah satunya dengan dilancarkan rezekinya. Ditambah pula pahala amal jariah yang akan menyusul di akhirat kelak. Wallahu a’lam.

sumber : https://www.muslimahnews.com/2020/12/02/pencari-ilmu-dan-yang-membiayainya-sama-sama-meraih-kemuliaan-besar/

Yuk Ayah Bunda Jadi Orang Tua Asuh Santriwati Khairukum

Blog Post Lainnya
-
Kontak Kami
0823-1013-0061
info@zakatbaik.org
Perum Vila Rizki Ilhami 2 Jl. Raihan Boulevard Ruko RD 9 Sawangan, Depok, Jawa Barat
Ikuti kami
Scan Untuk Berdonasi
-
@2024 Zakat Baik Inc.