-
“Peliharalah hartamu dengan menunaikan zakat, obatilah orang-orang sakit dengan bersedekah dan tolaklah bencana dengan doa.” (HR At-Thabrani)
Banyak faktor yang bisa menyebabkan terjadinya stunting atau gizi buruk pada balita. Bisa saja dikarenakan faktor ekonomi juga bisa disebabkan minimnya edukasi yang didapat oleh masyarakat terkait bahaya stunting atau gizi buruk pada balita
-
Hal ini terjadi pada salah satu balita yang bernama Azzahra Hidayah Nur Rezeki. adik yang kerap dipanggil Zahra ini menderita epilepsi, paru-paru, dan otak saraf yang terganggu. Zahra juga sering kali mengalami kejang-kejang akibat epilepsi yang dideritanya. Diusianya yang ke-9 tahun, berat badan Zahra hanya mencapai 8,9 kg dan masih harus rutin berobat ke RSUD untuk konsultasi dan membeli obat secara rutin setiap bulannya. Kedua orangtuanya sehari-hari menghidupi Zahra dengan membuka warung kecil-kecilan dan berjualan burung dara, Ayah Zahra sudah di PHK sejak tahun 2020 silam dan menderita sakit jantung hingga harus pasang ring. Saat ini kondisi Adik Zahra masih membutuhkan bantuan asupan makanan bergizi untuk memperbaiki kesehatan dan imunitas tumbuh kembangnya yang sempat terganggu.
-
Begitu juga dengan balita yang bernama Nadia Azzahra. Ketika Tim Zakat baik menjenguk ke rumahnya Nadia yang baru sembuh dari demamnya memiliki berat 7,8 kg saja, hal ini menjadi PR utama diusia Nadia yang sebentar lagi mencapai 2 tahun. Ibu Nadia mengaku berat badan anaknya sering kali turun dikarenakan imunitas tubuhnya yang rendah dan menyebabkan Nadia mudah terkena penyakit.

Sama halnya dengan Zahra, kedua orangtua Nadia juga tidak memiliki pekerjaan tetap. Ayah Nadia bekerja serabutan setiap harinya, sedangkan Ibunya membuka warung jajan di depan rumah. Meskipun begitu, orangtua Nadia tetap berusaha memaksimalkan usaha dan mengikuti semua arahan dari Puskesmas Bedahan seperti memberikan asupan bergizi dan mendaftarkan Nadia imunisasi setiap bulannya.
-
Beda lagi dari cerita Meisya. Balita berumur 6 bulan yang mengalami hydrosepalus dan juga gizi buruk. Kepala membesar, dan tubuh kecil hingga terlihat tulang belulang saja. Meisya juga menderita kelainan pada paru-parunya, sang ibu harus rutin melakukan pemeriksaan hingga empat kali dalam sebulan. Kondisi perekonomian keluarga yang minim menjadi faktor sulitnya Meisya mendapatkan tindakan medis yang layak. Sang ayah hanya buruh serabutan, dan Ibu penjual sayuran yang penghasilannya tidak seberapa.

“Harga susu suplemen Kesehatan balita sangat mahal pak, satu dus susu bisa diatas 100 ribu, itupun hanya bertahan 5 hari pak. Kami Tidak mampu membeli rutin karena penghasilan yang minim sedangkan dokter belum menganjurkan untuk mengkonsumsi susu yang lain. Yang membuat saya sangat sedih pak, anak saya kemungkinan untuk sehatnya kecil. “ucap Ibu dari Meisya kepada Tim Zakat Baik.

Tim Zakat Baik akan terus berupaya melakukan pendampingan bersama Petugas Puskesmas setempat membantu adik Meisya Sembuh dari penyakitnya.
Barangsiapa yang memberi makan kepada seorang mukmin  hingga membuatnya kenyang dari rasa lapar, maka Allah akan memasukkannya ke dalam salah satu pintu surga yang tidak dimasuki oleh orang lain.
(HR. Thabrani)
Zakat merupakan salah satu pilar penting dalam agama Islam yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.

Dengan berZakat, #SobatZakat juga mensupport program kemanusiaan dan pemberantasan kelaparan dan kekurangan gizi yang Insya Allah juga mendapatkan imbalan dari Allah SWT sebagai ibadah amal sholeh.

SobatZakat, kami yakin zakat Anda bisa menyelesaikan masalah kemiskinan di Indonesia dan mencegah stunting lebih banyak masyarakat untuk menjadi mandiri, sejahtera dan berdaya.

Yakinlah, bahwa kita tidak akan terjatuh dan bersedih karena berzakat. Karena hal kecil yang kita bagikan bisa jadi suatu yang sangat berarti dan membahagiakan bagi orang lain.


Mari tunaikan zakat untuk pencegahan Stunting